Ilmu bukan di buku

21.41
Bertahun-tahun lamanya pemuda yang kemudian dikenal sebagai Imam Ghozali itu, menuntut ilmu di Naishabur. Ketika pulang ke negeri asalnya di Thus bersama rombongan kafilah, di tengah perjalanan mereka dicegat perampok. Semua barang dirampas habis, termasuk barang bawaan Imam Ghozali.

"Kalian boleh mengambil seluruh barang-barangku, kecuali yang satu ini," katanya.

Perampok yang semakin penasaran itu malah merebut kembali barang itu. Betapa kecewanya mereka setelah diketahui bahwa barang yang dianggap- nya bernilai itu cuma buku-buku dan kumpulan catatan.

"Apa ini?."


"Sesuatu yang tak ada gunanya bagi kalian, namun sangat berharga bagiku."

"Jadi apa ini?."

"Ilmuku. Aku memperolehnya setelah bertahun-tahun belajar di Naishabur," katanya.

"Hanya pada lembaran kertas itukah ilmumu?," tanya mereka.

"Ya," jawab Imam Ghozali.

"Ilmu yang disimpan dalam lembaran kertas di bungkusan itu sebenarnya bukanlah ilmumu. Ilmu semacam itu bisa hilang dan dirampok," kata mereka.

Imam Ghozali menjadi tersentak mendengar ucapan perampok itu. Dipikir-pikir benar juga ucapan mereka. Yang benar, tempatnya ilmu bukan di buku, melainkan di dalam hati dan otak. Di tempat itulah ilmu tak mungkin bisa hilang atau dirampok orang.

[Disarikan dari Salam Canda 2, RM. Yunani, hal. 96-97, cetakan I, 1996, penerbit H.I. Press]

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔